"
Love can not be defined..!!", tapi , sebentar dulu. Ini
bukanlah artikel romantik, jadi Anda tidak akan menemui
kata-kata mutiara atau
kata-kata sanjungan yang membuat Anda merasa difahami bila sedang jatuh cinta. Saya lebih tertarik memahami dari segi
ilmiah, kenapa orang mengatakan "
Cinta". Tidak salah kan?, hal ini dapat membuat kita memahami perilaku manusia (tentunya kita sendiri) agar lebih mengenali apa yang terjadi saat kita merasakan (yang orang sebut) "
CINTA".
Para ilmuwan dan peneliti melakukan test darah, merasakan denyut nadi dan membandingkan perilaku orang mencuba untuk menjelaskan fenomena cinta dari sudut pandang ilmiah. Dalam artikel ini saya ingin berkongsi 6 penemuan yang paling menarik didalam bidang ini.
1. Cinta dapat dibandingkan dengan kokain. Jika Anda telah melihat tomography dari seseorang yang jatuh cinta, maka Anda akan melihat detail yang menarik, iaitu: dua zone dalam otaknya yang bertanggung jawab untuk (yang disebut) sistem penghargaan akan menjadi sangat bingung. Para ilmuwan menandai eksitasi otak manusia terhadap pengaruh dosis tinggi dopamin - iaitu zat yang menginduksi kesenangan. Fakta yang menarik adalah bahwa tingkat kesenangan yang setinggi itu biasanya hanya dicapai saat mengkonsumsi kokain. Jadi Anda tidak perlu Narkoba, Anda cukup merasakan jatuh cinta untuk merasakan effect yang sama.
2. Cinta sebagai cara untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang membentuk kemitraan jangka panjang memiliki tiga tahap "hubungan" yaitu: keinginan, gairah dan kasih sayang. Keinginan biasanya tidak selalu menyiratkan orientasi seksual yang diarahkan pada seseorang (di sini ahli zoologi mengasumsikan kebutuhan dasar seperti kepuasan, kelaparan, kehausan, dan hasrat seksual). Gairah diasumsikan komitmen untuk tujuan tertentu. Kasih sayang adalah hubungan yang kuat antara pasangan yang disesuaikan untuk menyediakan program pemuliaan jangka panjang. Nenek moyang kita menggunakan program yang sama sebagai cara untuk bertahan hidup dan menyelamatkan eksistensi mereka.
3. Cinta berlangsung dari 1,5 sampai 3 tahun. (Ini asumsi berdasar loh..). Fakta ini telah mendapat dasar keilmuan biologis. Periode waktu ini menjamin partisipasi ayah dalam bulan-bulan yang paling sulit pertama bagi ibu dan kehidupan anak. Jika pasangan bertemu dengan inkonsistensi tertentu seperti nonreciprocity, perpisahan yang panjang atau jadwal yang berbeda, rasa cinta dapat bertahan lebih lama lagi. Kayak cinta jarak jauh coy.. hehe
4. Cinta itu "buta". Hasil analisis gambar yang dikirim oleh ilmuwan dari Jerman, para peneliti telah menemukan bahwa beberapa zona otak yang biasanya aktif, ternyata tidak berfungsi ketika seseorang jatuh cinta.
5. Darimana depresi itu berasal. Ketika seseorang menderita patah hati ia melalui dua tahap situasi. Pada awalnya, terjadi peningkatan dopamin di multifold. Akibatnya, seseorang merasa marah, tersinggung, dan sensitif, (bahasa kerennya "Galau" lah). Namun, cepat atau lambat, pada tahap kedua dimulai ketika tingkat dopamin drop secara cepat yang menyebabkan depresi berat.
6. Serotonin membunuh cinta. Jika seekor tikus percobaan diberi serotonin dosis tinggi, tikus tersebut akan menolak pasangannya dan mulai untuk bersanggama dengan semua tikus. Serotonin diyakini mengurangi tingkat dopamin dan selanjutnya menghilangkan perasaan cinta. Semua antidepresan modern secara signifikan meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui kapan untuk berhenti dan menyalahgunaan bahan kimia tersebut.